Monday, March 10, 2008

Malaysia, meraba hari esok tak pasti...

Selain mengejutkan pada pemilu legislatif, partai oposisi menang di Penang dan Selangor -dua negara bagian di Malaysia yang paling maju proses industrialisasinya-, pemerintah lokal ibukota Kuala Lumpur, serta dua negara bagian yang kaya akan pertanian, Kedah dan Perak.



apa yang menarik dari sini?

pertama, dari sisi ekonomi akan terjadi perubahan besar-besaran bukan hanya di tingkat negara bagian tapi juga Malaysia secara keseluruhan. Argumen ini didasari oleh:
  • indeks bursa saham Malaysia yang jatuh 9,5 persen akibat reaksi pasar yang khawatir akan masa depan politik di Malaysia. ini juga menjadi rekor turun terbesar selama lebih dari 10 tahun terakhir. Selama ini Malaysia menjadi tujuan investasi asing dikarenakan kestabilan politik yang ada lewat pemerintahan Barisan Nasional.
  • kemungkinan kerugian yang dialami oleh BUMN Malaysia sudah terlihat lewat dua perusahaan besar Malaysia, Sime Darby, bergerak di perkebunan dan energy dan UEM World, BUMN kontruksi terbesar. dua BUMN ini sudah mengalami kerugian yang sangat besar akibat kemenangan partai oposisi di beberapa negara bagian.
  • dampak di tingkat lokal terhadap keberlangsungan proyek2 peninggalan pemerintah masa lalu terasa sangat misalnya di Penang, yang berencana mereview kembali rencana pembangunan senilai 8 miliar dollar. belum lagi disisi politik yg akan saya bahas selanjutnya.
kedua, beberapa perubahan politik akan sangat terasa di daerah yang dikuasai oleh partai oposisi. PAS misalnya akan sangat tegas terhadap penegakan syariat islam yang sudah lama menguasai Kelantan (menguasai 41 dari 45 kursi DPRD), skarang juga menguasai Kedah. sedangkan koalisi partai oposisi menurut berita ini akan merubah secara cepat cara2 lama yang dilakukan oleh Barisan Nasional di Selangor, Penang dan Perak. khusus di Selangor, pemerintah baru akan menghilangkan OSA (Official Secrets Act) dan akan mengimplementasikan Freedom of Information Act (FOIA). uniknya, perubahan2 yang digagas oleh partai oposisi tidak berdasarkan politik ras yang selama ini kental membalut politik di Malaysia. lihat saja, PAS, DPA dan PKR sama sekali tidak berdasarkan ras.



ketiga, berdasarkan isu-isu yang digunakan partai oposisi pada kampanye2nya. kemungkinan perubahan yang mereka janjikan tentunya akan berfokus kepada:
  • inflasi, terutama di daerah urban. hal ini juga ditambah parah dengan adanya income gap, Malaysia merupakan salah satu negara dengan income gap terbesar di ASEAN.
  • politik ras dan diskriminasi terutama kepada etnis india dan china. masalahnya NEP yang berfokus kepada bumiputera pun pada akhirnya tidak menjawab permasalahan distribusi pendapatan dikalangan bumi putera.
  • lambatnya pemberantasan korupsi di Malaysia.
  • meningkatnya angka kriminalitas sebagai dampak dari income gap dan ketidak efisiensian polisi Malaysia yang tercatat sebagai lembaga paling korup di Malaysia (sama kasus dengan Indonesia)
empat isu ini kemudian dijadikan alasan mengapa Barisan Nasional ditinggalkan begitu saja oleh para pemilih. namun begitu, ada hal yang membedakan 'kebangkrutan' suara Golkar 9 tahun lalu di Indonesia dengan BN yaitu masih banyak pula orang yang berfikir bahwa seburuk apapun BN, mereka masih satu2nya pihak yang mampu menjalankan pemerintahan dengan SDM dan pengalaman yang ada. pilihan rasional inilah yang menyelamatkan BN dari 'kebangkrutan' sperti yang dialami Golkar pada saat itu.

dari sisi ekonomi, politik dan isu yang mereka tawarkan pada pemilu lalu, Anwar Ibrahim, PKR, PAS dan DAP paling tidak harus membuktikan diri selama 5 tahun kedepan. berkaca pada kegagalan PAS pada pemilu 2004 yang harus kehilangan Trengganu akibat tidak majunya perekonomian daerah tersebut. kubu oposisi harus membuktikan bahwa mereka bisa melakukan sesuatu yang lebih baik dari BN, bukan hanya lips service sebagai kubu oposisi di daerah yang mereka kuasai. dan itu satu2nya cara untuk memukul BN pada pemilu berikutnya.

Malaysia, meraba hari esok tak pasti...

No comments: