Thursday, March 13, 2008

berfikir kembali tentang mahasiswa...

setiap zaman tentunya melahirkan masing-masing orang-orangnya, pemikirannya, dan juga bagaimana cara mereka memandang sesuatu. set-back ke masa-masa kuliah di UI dahulu kala... saya tergelitik untuk kembali berfikir mengenai gerakan mahasiswa. apakah itu sesuatu yang penting dan bagaimana kita bisa melihatnya kembali dari sejarah maupun kemasa yang akan datang.

hal paling menggelitik buat saya pertama-tama adalah apakah benar yang dikatakan para senior waktu pertama kali jadi mahasiswa baru? bahwa fungsi kami (mahasiswa, saat itu) adalah sebagai agen perubahan, iron stock (untuk masa depan)? lalu sejarah gerakan mahasiswa yang begitu diagung-agungkan lewat cerita historis angkatan 66, 75, dan 98. di satu sisi ada benarnya juga, bahwa kami adalah cadangan SDM untuk kepemimpinan di masa yang akan datang. lalu bicara mengenai agen perubahan, well, akhirnya tersimpan tanda tanya besar buat saya yang ketika akhirnya toga itu saya lepas dari kepala saya diperjalanan pulang wisuda belum juga terjawab...

pertama, dilihat dari sisi historis, benarkah yang dilakukan abang-abang kita tahun 66 saat membantu menggulingkan Soekarno, tahun 75 lewat Malari, tahun 98 demo besar2an di gedung DPR/MPR hingga Soeharto lengser, adalah andil dari mahasiswa? dan apakah mereka menghasilkan perubahan ke arah yang lebih baik? Ini sebenarnya bisa dijawab dengan mudah, bahwa mahasiswa mempunyai "kesombongan" sendiri, untuk mengatakan bahwa kami adalah kelas yang berbeda, bahwa kami lebih intelek, bahwa kami diberikan rasa peduli yang berlebih, dan bahwa kami patut bersuara, ketika terjadi sesuatu yang tidak benar. entah itu lewat demonstrasi, diskusi, mengkaji, propaganda, atau aksi2 sosial kemasyarakatan yang lebih kongkrit lainnya.

tapi masalahnya, ya itu, mahasiswa adalah kelas yang berbeda, sebagian kecil dan kelompok elit dari rakyat yang diberi kesempatan untuk mengambil pendidikan lebih tinggi, dan merasa berhak mengatas namakan rakyat. Menentang pemerintah, protes, dll. mahasiswa bukan pula kelompok pengambil kebijakan yang menentukan arah kebijakan, bukan pula pengusaha yang mengendalikan perekonomian, bukan pula kelas pekerja yang mencari nafkah untuk keluarga, dan bukan pula kelompok pengamat yang berkicau-kicau tentang segala kondisi yang ada.

oleh karena itu, untuk mendapat perhatian, maka berbuatlah sesuatu yang bisa dilihat oleh kelompok kelas2 lain. mulai dari demonstrasi, diskusi, propaganda hingga baksos2 lainnya. sejarah sepertinya mencatat bahwa di Indonesia, mahasiswa sukses dan berhasil menarik perhatian kelas2 lainnya... tapi lalu, apakah benar akhirnya yang dilakukan oleh para mahasiswa adalah apa yang mereka mau dan tanpa ditunggangi oleh siapa2? oleh segelintir kepentingan elit politik? atau lebih simpelnya oleh segelintir kepentingan yang ada di elit mahasiswa?

lihat 66 dan 98 sebagai contoh ekstrim, berhasil menggulingkan rezim (kalo kata propaganda para senior dahulu). saya sendiri tidak percaya itu dulu kerjaan mahasiswa saja. tanpa ada si anu, si itu, dan si dia dibaliknya. atau misalnya pada peristiwa2 yang lainnya (yang tidak berakhir pada pergantian rezim), selalu ada tokoh2 yang tidak pernah terblow up, dibalik semua itu semua. sedangkan para pimpinan mahasiswa tentu saja mendapat ganjaran dengan popularitas dan berbagai fasilitas lainnya. mohon maaf, bila saya menulis dengan pesimistis, bahwa ada banyak hal yang sebenarnya tidak perlu saya lakukan tapi saya lakukan pada saat itu. dengan polos percaya bahwa mahasiswa bergerak dengan hati nurani.


kedua, peran mahasiswa sebagai iron stock, calon2 pemimpin di masa yang akan datang. well, tentunya hal ini benar sekali. dan setelah dipikir2 langkah Orde Baru untuk menerapkan NKK/BKK waktu itu adalah suatu langkah yang tepat. menyimpan mahasiswa untuk diam di kampus, belajar dengan baik, jalankan organisasi internal dan tidak perlu bermain di level politik. karena memang belum waktunya. dan apa yang dilakukan oleh kami semua adalah sesuatu yang menyalahi kodratnya. orang tidak mengerti mengenai kenapa harga BBM naek, yah protes, tidak mengerti kenapa harga listrik naek, ya protes. yang penting protesnya dulu, toh banyak orang susah yang menjerit karena tidak sanggup membayar itu, jadi harus dibela.

tapi apakah kami benar2 berfikir, misalnya mengenai anggaran negara yang semakin terbebani karena menanggung subsidi dan tetap harus membayar karena kesalahan dari rezim sebelumnya. yang itu benar2 berdampak, bukan hanya kepada sebagian anggota masyarakat yang susah, tapi ke semuanya. ya, karena memang saat itu tidak banyak informasi yang kami ketahui. kecuali elit2 kampus yang tau dari si anu, si itu dan si dia. dan bukan pula agenda2 pembelaan terhadap rakyat banyak yang dikoar2kan pada saat demonstrasi yang jadi goalnya, yang penting "ganggu" terus pemerintahan yang ada. demarketisasi, dan apalah itu bahasanya...

ketiga, aspek2 profesionalitas dan kepahaman yang mendalam terhadap ilmu yang di pelajari dan bagaimana menjadi ahli dalam bidangnya akhirnya menjadi terabaikan. karena elit-elit politik di kampus sibuk dengan agendanya, yang lain pun sibuk dengan keasikannya. saya teringat rekan saya yang berkata ketika teman saya yang lain mengkritik temannya yang tidak mw ikut demo, dan berkata hal2 negatif kepada orang2 yang apatis. "setiap orang punya perannya masing-masing, yang suka futsal, itu adalah tugas dia untuk bikin orang sehat dengan main futsal, yang suka kesenian tugas dia mengembangkan seni dan budaya, yang suka organisasi ya tugas dia menjalankan organisasi...". kami dulu datang ke sebuah universitas, dengan pemahaman yang salah, dengan gambar2 tentang orang2 berdemonstrasi dan diajarkan lagu2 untuk berdemonstrasi... lalu pada kenyataannya, saya benci jalan jakarta yang macet, dan tambah macet karena demonstrasi... yang tidak ada hasilnya, audiensi juga hanya menjalankan kewajiban saja bagi para elit politik.

akhirnya, elit hanyalah sebagian saja... lalu mengapa kita harus dipusingkan, bahwa terminologi dan fungsi mahasiswa berdasarkan yang sebagian kecil saja? bukankah bagi hampir semuanya yang penting bagi mereka adalah mendapat kan gelar, pekerjaan yang lebih baik dan penghasilan yang tinggi...?

No comments: