Friday, March 14, 2008

Belajar Kepemimpinan (Learning Leadership) part 1

Mungkin tema Kepemimpinan atau Leadership (cth: LDK/ Latihan Dasar Kepemimpinan) sudah tidak asing lagi, dan cukup banyak pelatihan-pelatihan yang diadakan untuk memasyarakatkan "kepemimpinan". Akan tetapi, entah mengapa di Indonesia masih sangat jarang pemimpin yang "berkualitas" yang bisa diharapkan untuk memajukan negeri ini. Sering kita mengamati betapa banyak pemimpin bangsa yang tidak "memimpin", mereka-mereka yang lebih memilih mencapai kepentingan pribadi daripada kepentingan masyarakat.
Lantas, seberapa jauhkah peran dari pelatihan-pelatihan tersebut? Bagaimanakah seharusnya kita belajar kepemimpinan? Hal-hal apa saja yang harus kita pelajari untuk menjadi seorang pemimpin?
Berikut saya akan mencoba menguraikan beebrapa poin yang sebaiknya kita pelajari dalam kepemimpinan.

Belajar Kerjasama Tim (learning Teamwork)

Seorang pemimpin tidak akan pernah bekerja sendiri, kita tidak pernah melihat ada satupun pemimpin di dunia yang bekerja sendiri, mereka pasti memiliki staf yang bekerja bersama mereka (baik dalam bentuk susunan kabinet ataupun dalam bentuk sistem kerajaan). Jadi, sangat tidak mungkin seseorang bisa menjdai pemimpin tanpa kerjasama dengan pihak lain. Sebagai contoh, seorang kepala rumah tangga (bentuk kepemimpinan dalam lingkup kecil), untuk berhasil memimpin rumah tangganya, dia harus bisa mensinergikan seluruh kapasitas yang ada dalam rumah tangganya tersebut. dia harus bisa bekerjasama dengan anggota keluarganya, bahu membahu menciptakan keluarga yang harmonis. jika seorang pemimpin tidak mampu bekerjasama dengan yang lain, maka dia telah gagal menjadi pemimpin. oleh karena itu, belajar untuk bekerja dalam tim adalah hal esensial yang harus kita kuasai untuk menjadi pemimpin. Belajar untuk saling mendukung dengan anggota yang lain, saling mengisi kekurangan satu dengan yang lain, karena fitrahnya tidak ada manusia yang sempurna. Itu sebabnya manusia diciptakan bersuku-suku dan berbangsa-bangsa, tidak hanya untuk saling mengenal, tetapi bjuga untuk bisa saling bekerjasama dan melengkapi kekurangan satu sama lain. terlebih, tiapmanusia diciptakan begitu unik, memiliki pemikirannya masing-masing, dan apabila pemikiran-pemikiran ini dapat disatukan, maka hal ini akan menciptakan kekuatan yang besar.

Belajar Mandiri (learning Independence)

Agak bertolak belakang dengan poin pertama dimana kita harus belajar bekerjasama dengan orang lain, untuk menjadi pemimpin, kita juga harus belajar untuk mandiri. Mandiri karena setiap pemimpin diharapkan harus mampu untuk berdiri sendiri, pemimpin akan seringkali menghadapi masalahnya seorang diri, dan saat2 seperti itu pemimpin yang baik mampu mandiri. Oleh karena itu untuk menjadi pemimpin hendaknya kita belajar untuk berdikari, tidak bergantung kepada siapapun, mampu untuk mengandalkan kapasitas diri, dan memaksimalkan kemampuan pribadi. Jika kita tidak mampu untuk mandiri dan terlalu bergantung pada orang lain. Tidak mungkin seorang pemimpin bergantung pada stafnya untuk menggantikan dirinya dalam suatu pertemuan dengan petinggi-petinggi lain, karena itu akan sangat mendiskreditkan kedudukannya sebagai pemimpin. masyarakat akan mempertanyakan kapasitasnya sebagai pemimpin. oleh karena itu, kita harus merubah kondisi masyarakat kita dimana seorang pemimpin seringkali bergantung pada stafnya (bahkan untuk menyiapkan pidato, dengan alasan kesibukan). Pemimpin yang seperti ini akan sangat mudah sekali di"kendali"kan yang pada akhirnya kepemimpinannya merupakan buah karya orang lain.

Belajar Percaya Diri/ PD (learning Confidence)

Percaya Diri atau PD adalah salah satu sifat penting lainnya yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin. pemimpin yang baik umumnya memiliki kepercayaan diri yang tinggi yang memungkinkan ia untuk dapat mengatur dan mengorganisir stafnya. belajar untuk memupuk rasa percaya diri sangat signifikan, karena tanpa rasa PD ini seseorang seringkali tidak berani tampil di hadapan khalayak umum untuk mengemukakan ide-idenya dengan alasan malu dan tidak PD. Alangkah sayangnya jika kesempatan itu justru diambil oleh mereka-mereka yang memiliki kePDan dan memanfaatkan untuk kepentingan pribadi.

Belajar tentang Arah (learning Direction)

Yang dimaksud dengan arah di sini adalah arah perjuangan yang ingin dicapai oleh seorang pemimpin. Mengetahui arah sangat penting karena layaknya seorang nahkoda yang memipmpin sebuah bahtera, arah sangatlah penting untuk mencapai tempat tujuan. Tanpa arah yang jelas akan sangat sulit sekali untuk meraih tujuankarena kemungkinan besar akan tersesat. Oleh karenanya, untuk menjadi pemimpin, hal yang harus diperhatikan adalah arah perjuangan yang hendak dicapai ketika dia menduduki pucuk pimpinan. Akan dibawa kemana posisi yang dimiliki,menuju kebaikan atau sebaliknya. penentuan arah menjadi penting karena jika seorang pemimpin tidak tahu arah yang dituju dia akan membahayakan orang-orang yang dipimpinnya.

Belajar Mengontrol (learning how to Control)

Pemimpin yang baik juga harus memiliki kemampuan dalam mengontrol,tidak hanya mampu untuk mengontrol dirinya sendiri, tetapi juga mampu untuk mengontrol pihak-pihak yang dipimpinnya. kemampuan manajerial yang baik menjadi suatu keniscayaan untuk seorang pemimpin. Belajar mengontrol diri maksudnya belajar untuk bisa mengendalikan keinginan-keinginan diri sendiri dan mengutamakan kepentingan orang banyak. hal ini memang lebih mudah untuk disampaikan daripada diimplementasikan. Akan tetapi, jika seorang epmimpin tidak memiliki kontrol terhadap dirinya maka dia akan sangat mudah untuk bertindak diluar kehendak (out of control) dan ini akan membahayakan tidak hanya kedudukannya sebagai pemimpin tetapi juga membahayakan masyarakat. Belajar untuk mengontrol pihak lain memiliki pengertian mampu mengendalikan staf dan aset yang dimiliki untuk mencapai tujuan. sering kita melihat banyak pemimpin yang di"paksa" turun dari kepemimpinannya karena ia tidak bisa mengendalikan orang-orang disekitarnya.

Belajar MengInspirasi (learning to Inspire)

Pemimpin yang baik adalah mereka yang dengan kepemimpinannya bisa menjadi sumber inspirasi bagi orang-orang disekitarnya, mereka menjadi "panutan" yang kemudian akan ditiru setiap langkahnya oleh masyarakat. Jika kita telah bisa menjadi inspirasi bagi seseorang atau masyarakat untuk melakukan perubahan bermakna dalam hidup mereka, maka kita telah berhasil menjadi pemimpin. Menjadi pemimpin seringkali dikaitkan dengan membuat terobosan atau melakukan perubahan, karena pemimpin sejatinya memiliki kharisma dan kekuatan yang mampu menggerakkan orang-orang untuk berubah.

bersambung.....

No comments: