Monday, February 11, 2008

Pak Harto dan Papa Lee...

dua minggu sudah pak harto meninggalkan kita semua. beragam reaksi publik yang muncul entah itu lewat spanduk-spanduk yang memuja hingga menghujat beliau, begitupun dari tokoh2 publik yang memanfaatkan kesempatan ini untuk mengambil popularitas belaka. tapi saya tidak akan membahas mengenai itu pada tulisan singkat ini. senin, 11 Februari 2007 di Kompas halaman 13, anak2 dan cucu2 Soeharto memasang iklan resmi ucapan terimakasih sebesar satu halaman. hal menarik yang saya lihat sekilas adalah urutan2 nama yang terpampang dalam iklan tersebut. Pak SBY tentu saja menempati posisi pertama disusul pak kalla, pimpinan DPR, MPR, DPD, MA dan MK secara berurutan.

nama Lee Kwan (menggunakan "w" bukan "u") Yew oleh keluarga SOeharto ditaruh di urutan ke 8. setelah pimpinan lembaga tinggi negara disebutkan satu persatu. hal ini sebenarnya tidak mengejutkan. dekatnya hubungan antara tiga mantan diktator terkuat di ASEAN, pak harto, papa lee dan pak cik mahatir memang istimewa. terutama antara pak harto dan papa lee. tanggal 12, sehari setelah kematian pak harto, berita2 tentang beliau menghiasi semua koran2 di singapore. berbeda dengan kita yang menyikapinya beragam. disini point penting yang disampaikan adalah bagaimana agar masyarakat SIngapore mengingat jasa2 pak harto. salah satu koran yang saya beli waktu itu bertajuk Suharto's (dengan u bukan oe) shadow overS'pore: Why we should not forget him. dengan tandingan judul laen tentang perkelahian di sebuah klub malam di clarke quay (sebuah perpaduan yang kontras dan tidak nyambung sebenarnya). isi berita didalamnya hanya mengambil sisi positif dari pak Harto, dengan 3 S nya menurut singapore, Saviour Stateman and Strongman. buat rakyat Singapore, diplomasi empat mata yang kerap kali dilakukan oleh pak Harto dan papa lee, terutama pada mei 1973, mengakhiri ketakutan rakyat singapore akan propaganda ganyang malaysianya pak karno pada januari 1963. pada 2 may 1966, pak harto juga sudah mengatakan pada The Straits Times (koran terbesar disini): "Peace, the sooner the better"

saya tidak mau berkutat terlalu dalam mengenai perasaan masyarakat singapore, karena itu bagi saya tidak terlalu penting. semua dari supir taksi, satpam, cleaning service, sampe profesor2 selalu mengulang2, whats wrong with u indonesian? dia sudah meninggal, maafkan sajalah, ini, itu, dll. yang lebih penting dan menarik adalah bagaimana papa lee mengultimatum jajaran media dan pengamat untuk tidak mengeluarkan satu pun statement negatif tentang pak harto. pak leonard, salah seorang indonesianis dan dosen di Rajaratnam School of International Studies sempat kelabakan dengan ultimatum tersebut. hingga dia memilih untuk tidak berkomentar, karena dia berbeda dengan kebanyakan rakyat singapore yang melihat pak harto tidak hanya dari sisi positifnya tapi juga dari dosa2nya kepada rakyat indonesia.

Pak harto pergi meninggalkan persahabatan yang abadi nampaknya dengan papa lee. papa lee sepertinya tetap menjaga kepentingan kroni2 Soeharto yang banyak bersembunyi di Singapore. hal ini dibuktikan dengan intervensi Ministry Mentor LKY yang menurut berita ini mengatakan perjanjian ektradisi tidak masuk akal. harapan manis pak SBY untuk mencungkil satu persatu koruptor yang lari ke singapore akhirnya tinggal mimpi.

pak harto dan papa lee memang sahabat sejati...
sedang kita hanya terpaku seolah2 tidak mengerti
(fauzanzidni)

No comments: